Jumat, 24 Mei 2013

NILAI PRAKTIS SOSIOLINGUISTIK DALAM PENGAJARAN BAHASA


Nilai Praktis Sosiolinguistik dalam Pengajaran Bahasa
oleh Diana Mayasari S. Pd
12706251068

Pendahuluan
Bahasa dapat diartikan sebagai alat komunikasi, sarana untuk mengekspresikan diri, dan merupakan bagian yang erat dari budaya serta nilai-nilai masyarakat penuturnya, yakni masyarakat bahasa. Bahasa mengalami berbagai fenomena sebagai bentuk keberadaan bahasa tersebut. Adanya berbagai budaya, suku, etnis, pendidikan, gender dan perpindahan yang ada di Indonesia merupakan salah satu sebab munculnya fenomena-fenomena bahasa.
Seiring perkembangan zaman fenomena bahasa telah banyak dikaji oleh para ilmuan. Berdasarkan pengkajian tersebut melahirkan berbagai cabang-cabang ilmu bahasa seperti sosiolinguistik, psikolinguistik, neurolinguistik, antropolinguistik, dan lain sebagainya. Penelitian feneomena bahasa turut mewarnai pembentukan tujuan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum bahasa. Seperti yang diungkapkan Siahaan (1987: 5) kurikulum bahasa sebagai sarana terwujudnya tujuan pendidikan dipengaruhi banyak faktor, seperti politik bahasa, tradisi pengajaran, teori-teori pengajaran bahasa, kemudian hasil-hasil penelitian dalam kebahasaan yang menjadi dasar keilmuannya. Di samping itu tujuan penelitian bahasa di Indonesia dapat diarahkan kepada dua sasaran, yakni untuk kepentingan ilmu pengetahuan bahasa atau linguistik dan untuk kepentingan pengajaran bahasa Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat Parera (1986: 9) bahwa penelitian bahasa dapat dipergunakan untuk mempersiapkan materi pengajaran, memperbarui metode mengajar, menambah pengetahuan tentang bahasa, dan melakukan analisis evaluasi tentang pengajaran dan pelajaran bahasa.
Berbicara mengenai pengajaran bahasa maka tidak lepas dari apa yang disebut linguistik terapan (applied linguistic). Sosiolinguistik dapat dikatakan sebagai linguistik terapan. Hal ini dikarenakan kajian sosiolinguistik tidak hanya dari struktur intern saja melainkan telaah dari struktur ekstern. Salah satu diantaranya digunakan sebagai landasan pengembangan praktis pengajaran bahasa. Kaitan antara sosiolinguistik, linguistik terapan, dan pengajaran bahasa akan diulas dalam tulisan ini. Berdasarkan latar belakang tersebut maka ulasan ini diberi judul Nilai Praktis Sosiolinguistik dalam Pengajaran Bahasa.
Sekilas Mengenai Sosiolinguistik
Sosiolinguistik menelaah bahasa yang dipengaruhi oleh masyarakat. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Spolsky (2010: 1) yang menyebutkan bahwa sosiolinguistik adalah bidang yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat sosial, antara penggunaan bahasa dan struktur sosial di mana pengguna bahasa hidup. Kelebihan sosiolinguistik terletak pada masalah-maslah yang ditelaah dalam kajian tersebut. Tujuh dimensi sosiolinguistik yang dipaparkan Chaer dan Agustina (2010: 5) telah dirumuskan pada tahun 1964, di University of California, Los Angeles sebagai masalah yang dibicarakan dalam sosiolinguistik. Berikut uraian dari ketujuh dimensi tersebut.
1.      Identitas sosial dari penutur.
2.      Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi.
3.      Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi.
4.      Analisis singkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial.
5.      Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran.
6.      Tingkatan variasi dan ragam linguistik, dan
7.      Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
Salah satu dari beberapa dimensi tersebut yang dipilih oleh penulis untuk ditelaah adalah penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik. Dimensi masalah ini membicarakan kegunaan dari penelitian sosiolinguistik untuk mengatasi masalah-masalah praktis dalam masyarakat. Hal ini senada dengan pendapat Chaer dan Agustina (2010: 6) yang menyebutkan bahwa pengajaran bahasa, pembakuan bahasa, penerjemahan, mengatasi konflik sosial akibat konflik bahasa merupakan aplikasi praktis dari penelitian sosiolinguistik. Penerapan praktis penelitian sosiolinguisik dalan pengajaran bahasa adalah pokok permasalahan yang ditekankan dalam ulasan ini.
Nilai Praktis Sosiolinguistik dalam Pengajaran Bahasa
Pembelajaran bahasa tidak dapat berlangsung dengan baik tanpa memanfaatkan jasa ilmu-ilmu lain yang relevan dengannya seperti: psikologi, pedagogik, sosiologi, antropologi, manajemen, sosiolinguistik, psikolinguistik dan linguistik. Mengutip pemaparan Parera (1986: 1) bahwa linguistik mengajarakan teori-teori penganalisisan dan pendeskripsian bahasa sebagai satu objek studi yang mengajarakn komponen-komponen kebahasaan dan teknik-teknik pendeskripsian bahasa. Selain itu sosiolinguistik mengajarkan bagaimana penggunaan bahasa itu secara aktual dalam komunikasi khususnya dalam pengajaran. Dengan demikian pengajaran bahasa memiliki kaitan yang erat dengan sosiolingusitik.
Jika dilihat dari sudut objek kajian pengajaran bahasa erat sekali hubungnnya dengan linguistik, akan tetapi bila dilihat dari beberapa sudut yang lain keduanya menunjukkan beberapa titik perbedaan terutama jika ditinjau dari segi tujuan, metode dan sikap. Titik perbedaan itu terlihat dari uraian Kaseng (1989: 2) sebagai berikut.
1.       Tujuan, linguistik bertujuan menemukan kriteria atau teori universal yang akan menerangkan fenomena bahasa, sedangkan guru bahasa bertujuan membantu murid menguasai bahasa dengan materi yang diberikan melalui pengajaran.
2.      Metode linguistik menggunakan metode formal dan abstrak, sedangkan guru bahasa menggunakan metode fungsional dan praktis, seperti pendekatan komunikatif, pendekatan koordinatif dan lain sebagainya.
3.      Sikap, linguistik melihat bahasa sebagai suatu sistem sedangkan guru bahasa melilhat bahasa sebagai suatu keterampilan, baik itu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Dengan adanya dua tendensi yang bersifat saling menjauhi antara dua hal yang kelihatan berbeda, tapi sangat bermanfaat untuk didekatkan terasa penting hadirnya cabang ilmu yang dikenal dengan nama linguistik terapan (applied Linguistic). Linguistik terapan berusaha menjembatani dua pandangan yang ada antara teoretis dan praktis yang disebabkan oleh perbedaan sikap, metode dan tujuan kedua kelompok tersebut. Secara umum yang dimaksud dengan ilmu terapan adalah pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk merencanakan dan membuat desain bagi kegiatan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari (Parera,1987:10). Jika dikatakan sosiolinguistik sebagai ilmu linguistik terapan, maka terapan yang dimaksud di sini memiliki arti pemanfaatan ilmu sosiolinguistik untuk kepentingan proses pengajaran bahasa.
Pengajaran bahasa pada suatu negara atau suatu daerah merupakan suatu keputusan politik, ekonomi dan sosial. Ini yang disebut kebijakan pengajaran bahasa. Apabila secara politis telah ditentukan, bahasa apa yang harus diajarkan, dan kepada siapa bahasa itu harus diajarkan, maka langkah selanjutnya adalah bahan apa yang harus diajarkan dan bagaimana cara mengajarkannya. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Parera (1986: 11) yang menjelaskan kebijakan pengajaran bahasa melalui bagan berikut.















Keterangan:
M= metode dan variabel-variabel bahan
T= variabel guru: apa yang dibuat oleh guru
I= variabel instruksi: apa yang diperoleh pelajar
S= variabel sosiokultural: apa dan bagaimana sikap lingkungan
L= variabel pengajar: apa yang dilakukan oleh pelajar.         

Lalu dimanakah fungsi sosiolinguistik dalam pengajaran bahasa? Para ahli bahasa tidak menjamin bahwa penemuan teoritis mereka akan berguna dalam pengajaran bahasa. Hal ini tercermin dari kontroversi pendapat mereka tentang peranan teori linguistik dalam pembelajaran bahasa. Ada dua kubu yang saling bertentangan. Yang pertama kontra dengan pendapat yang mengatakan bahwa teori mempunyai peranan dalam pengajaran bahasa. Pendapat ini dipelopori Robert Stokwell dan Sol saporta sedangkan yang kedua pro bahwa teori linguistik mempunyai peranan penting dalam pengajaran bahasa tokohnya adalah S.Pit Corder ( melalui Wahab, 1998: 112-114)
Beralih dari kontroversi ini melalui berbagai kajian menunjukkan bahwa sumber yang paling kuat dan tepat untuk menentukan silabus pembelajaran bahasa adalah linguistik baik sebagai ilmu murni ataupun terapan. Melalui kajian ini penulis mendukung bahwa teori linguistik mempunyai peranan penting dalam pengajaran bahasa. Berawal dari sinilah akan diketahui nilai praktis seperti apa yang akan diberikan sosiolinguistik. Kita bisa melihat kontribusi sosiolinguistik dalam pembelajaran bahasa melalui aplikasi linguistik, yakni bagaimana sumbangan sosiolinguistik dalam menentukan bahan pembelajaran, silabus dan pelaksanaan pengajaran bahasa. Merujuk pendapat Parera (1989:11-13) bahwa terdapat tiga tahap aplikasi linguistik berkaitan kontribusi linguistik dalam pengajaran bahasa sebagai berikut.
Tahap aplikasi pertama adalah tahap deskripsi linguistik. Tahapan ini memberi jawaban atas pertanyaan general tentang hakekat bahasa yang diajarkan. Tahapan ini tidak menjawab tentang apa yang akan diajarkan atau bagaimana suatu bahan akan disusun. Hal ini dikarenakan sumbangan atau kontribusi linguistik kepada pengajaran bahasa bersifat tidak langsung linguistik hanya memberikan sumbangan tersebut berupa bahan begitu juga sosiolinguistik. Gambaran dari aplikasi tahap pertama ini terlihat dalam bagan berikut.










Tahap aplikasi kedua berhubungan dengan soal isi silabus. Kita tidak akan mengajarkan keseluruhan bahasa. Dalam tahapan ini kita akan melakukan desain hasil. Untuk itu akan dilakukan pemilihan bahan. Kriteria pemilihan bahan pembelajaran bisa bermacam-macam pandangan Misalnya saja, manfaat bagi pembelajar, apa yang diperlukan pembelajar dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan bahasa yang akan dipelajarinya, perbedaan antara bahasa ibu dan bahasa yang akan dipelajarinya, kesulitan apa yang dihadapi oleh pembelajar bahasa asing pada umumnya, variasi dialek perbandingan interlingual, dan perbedaan antara dua bahasa, seperti antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, bahasa Indonesia dengan bahasa Arab dan sebagainya (lebih luas lagi baca Richards, 2002: 51-89). Pemilihan bahan ini sangat erat sekali dengan aplikasi kajian sosiolinguistik terutama jika bahan pembelajaran ingin menyiapkan bagi pembelajar asing, seluk-beluk variasi dialek perbandingan interlingual dan perbandingan antara dua bahasa. Aplikasi tahapan kedua ini tergambar dalam bagan berikut.
                                                                                      



 


Tahap aplikasi ketiga merupakan tahap kegiatan pembelajaran bahasa karena pada tahap kedua belum bisa membuat silabus yang lengkap dan utuh tentang bahasa, maka kaidah-kaidah penyusunan silabus ini harus memperhatikan faktor linguistik, psikolinguistik maupun sosiolinguistik sebagai bahan pengajaran dan pendekatan proses belajar mengajar. Gambaran aplikasi ketiga bisa dilihat dalam bagan berikut.

Penutup
Berdasarkan uraian di atas kontribusi sosiolinguistik dalam pengajaran bahasa memiliki nilai praktis yang cukup signifikan terutama dalam memberikan informasi tentang hakekat bahasa dan pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan konteks kemasyarakatan, kondisi sosial pembelajar bahasa, mengenai apa yang diajarkan, kapan, berapa lama materi tersebut diajarkan, pembuatan silabus, dan kegiatan pembelajaran bahasa. Oleh karena itu, tenaga pendidik, disarankan memahami kajian teori lingustik terutama ilmu-ilmu murni dan linguistik terapan. Selain itu, juga memperdalam sosiolinguistik mengingat bahwa bahasa tidak bisa lepas dari gejala dan fenomena sosial yang dalam hal pendidikan pengajar bahasa perlu memahami tingkat sosial kebahasaan pada siswa dan lingkungan tempat proses pembelajaran dan pemerolehan bahasa siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Kaseng, Sjahruddin. 1989. Linguistik Terapan: Pengantar Menuju Pengajaran Bahasa yang Sukses. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Parera, Jis Daniel. 1986. Linguistik Edukasional : Pendekatan Konsep dan Teori Pengajaran Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Spolsky. Bernard. 2010. Sosiolinguistics. New York: Oxford University Press.
Wahab, Abdul. 1998. Isu Linguistik Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Airlangga University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar