VARIASI BAHASA: PENGGUNAAN BAHASA
(Slank, Jargon dan Register)
oleh Diana Mayasari_nim 12706251068
(Slank, Jargon dan Register)
oleh Diana Mayasari_nim 12706251068
Pengantar
Bahasa memungkinkan manusia untuk membentuk
kelompok sosial sebagai pemenuhan kebutuhannya untuk hidup bersama. Kelompok
sosial merupakan sebuah kelompok yang di dalamnya antara manusia yang satu
dengan manusia yang lainnya terikat dalam satu identitas diri dan terikat dalam
satu aturan yang telah disepakati. Salah satu aturan yang terdapat dalam kelompok
tersebut adalah seperangkat aturan bahasa.
Chaer (2003: 53) mengemukakan bahwa bahasa merupakan
satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan
gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya
dan bermasyarakat. Manusia sebagai pengguna bahasa tersebut bukanlah manusia
yang homogen melainkan sekolompok individu yang heterogen. Berdasarkan alasan
tersebet bahasa muncul dengan berbagai variasi seperti variasi bahasa
berdasarkan pengguna dan penggunaanya. Pada pembahasan ini akan diulas mengenai
variasi bahasa. Chaer dan agustina (2010: 66) mengemukakan sehubungan dengan
variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas para
penuturnya, muncullah bahasa yang disebut akrolek, basilek, mesolek, vulgar,
slang, kolokial, jargon, argot, ken dan prokem. Pada ulasan kali ini kita akan
menelaah lebih jauh mengenai slang, jargon, dan register.
Slang
Spolsky (1998: 35) menyebutkan bahwa the importance of language in establishing social identity is also
shown in the case of slang. One way to characterize slang is as special kinds
of “ intimate” or in group speech. Slang is a kind of jargon marked by its
rejection of formal rules, its comparative freshness and its common ephemerality
and its marked use to claim solidarity.
Pendapat Spolsky mengisyaratkan
pentingnya bahasa dalam membangun
identitas sosial juga ditunjukkan dalam
kasus slang. Salah karakteristik
slang adalah jenis khusus dari "bahasa
intim" atau dalam ujaran kelompok. Slang
adalah semacam jargon
yang ditandai dengan penolakan terhadap
aturan formal, berhubungan dengan
kebaruan, dan berlangsung secara singkat serta
penggunaannya ditandai untuk
mengklaim solidaritas. Sedangkan Chaer dan Agustina
(2010: 67) mengemukakan bahwa slang merupakan variasi sosial
yang bersifat khusus dan rahasia, digunakan oleh kalangan tertentu secara
terbatas serta tidak boleh diketahui oleh kalangan di kalangan di luar kelompok
tersebut. Oleh karena itu, Spolsky menyebutkan bahwa ketika bahasa slang telah
diketahui oleh anggota masyarakat atau kelompok lain, maka penutur yang
mempunyai bahasa slang tersebut segera mencari istilah baru sebagai bentuk
pembaruan dalam kelompok.
Slang digunakan sebagai bentuk solidaritas atau
anggota kelompok secara bersama, merupakan sebuah kekuatan sosial yang penting
dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap bahasa. Hubungan solidaritas didasari
ide dari penyesuaian diri dalam penyebutan istilah yang ada dalam kelompok
tersebeut. Ketika kita akan mengucapkan sesuatu kepada seseorang, tanpa disadari
kita telah mengubah ujaran kita semakin dekat kepada mereka. Dengan cara yang
sama, dengan memilih bentuk dari asosiasi bahasa dengan kelompok tertentu, kita
akan membuat klaim untuk menghitung jumlah kata dari kelompok tersebut.
Slang adalah ujaran yang mengutamakan tuntutan
anggota kelompok, dan menggagalkan dimensi asosiasi kekuatan bahasa formal
seperti bahasa kelompok bahasa Aborigin di Australia yang terdapat perkumpulan
orang laki-laki dengan menggunakan bahasa rahasia yang ditemukan pada suku bangsa
atau rumpun. Aturan juga dimiliki oleh bahasa ini sehingga angota kelompok
lebih mudah untuk mengenal ketimpangan atau sesuatu yang keluar dari bahasa
slang, siapa yang tidak mengerti atau penyalahgunaan istilah slang. Slang membantu
kita pada fungsi sosial, aturan dan menyatakan diri termasuk dalam lingkup
sosial, mengizinkan pengguna bahasa untuk memaksakan atau menuntut anggota
sebagai bentuk identitas atau solidaritas kelompok. Slang merupakan salah satu aspek
ujaran dari para pemuda dan memiliki kelemahan.
Sifat dinamis adalah bagian efek yang
dibutuhkan untuk mengembangkan istilah baru dalam kelompok ketika istilah slang
dalam suatu kelompok telah diadopsi oleh kelompok lain. Oleh karena itu, slang
memiliki kata kunci yang bersifat rahasia atau dirahasiakan hanya untuk
komunitasnya saja seperti kelompok perampok, pencuri, jambret dan lain
sebagainya. Slang lebih banyak berupa
kosakata dari pada bnetuk fonologi ataupun morfologi. Hal ini berbeda dengan
register. Register sebagai variasi bahasa yang tidak hanya terdiri dari
kosakata akan tetapi juga aspek bahasa lainnya seperti leksikal.
Contoh slang
Bahasa Indonesia : jijay banget artinya
menjijikkan sekali
Mau
kemenong artinya mau kemana
Bahasa Inggris
: step slang dari UK artinya berhenti
Step
slang dari US artinya kabur
Kemudian istilah obama oleh mahasiswa Universiy
Of California, Los Angeles dimasukkan sebagai bahasa slang yang mempunyai arti keren serta masih banyak lagi
contoh-contoh slang seperti munculnya bahasa banci di Surabaya, bahasa prokem
di Malang yang telah diteliti oleh ahli bahasa sebelumnya.
Jargon
Semakin banyak seseorang menggunakan jargon
maka seseorang tersebut akan semakin bangga dengan jargon yang digunakannya,
mengapa demikian? Menjawab pertanyaan tersebut Soeparno (2002: 73) menyebutkan
bahwa jargon merupakan wujud variasi bahasa yang pemakaiannya terbatas pada
kelompok-kelompok sosial tertentu. Istilah-istilah yang digunakan sering tidak
dimengerti oleh individu yang berada diluar komunitas atau masyarakat umum.
Chaer dan Agustina (2010: 68) menyebutkan bahwa jargon adalah variasi sosial
yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Dengan
demikian, jargon itu sendiri hanaya dapat diemgerti oleh komunitas pengguna jargon,
mislanya aparat kepolisian, dokter, pengacara tukang koran, dan sebagainya. Jargon
memiliki dua fungsi sebagai berikut.
1.
Fungsi dalam penggunaanya, yaitu
fungsi yang memudahkan bagi orang atau kelompok yang memahaminya, mempermudah
pengungkapan keterangan yang panjang dan berbelit sehingga menjadi bahasa yang
efektif dan efisien dalam komunitas tersebut.
2.
Fungsi sebagai iedentitas kelompk
tertentu. Kemampuan dalam menggunakan jargon akan mempengaruhi kreadibilitas
dan kelayakan seseorang dalam kelompok karena mampu memahami ide dasar dalam
komunikasi kelompok tersebut. Selain itu jargon juga dapat meningkatkan image,
citra, dan prestige. Oleh karena itu, seseorang yang sering menggunakan jargon
sesuai dengan kelompok yang di ikutinya atau tempat bekerja yang digeluti
seseorang tersbeut akan semakin bangga dengan register yang digunakannya.
Contoh jargon yang digunakan dalam komunikasi
angkatan udara satuan radar 222 ploso di jombang. Terdapat kosakata seperti
burung rajawali yang memiliki arti panglima satu dan kata kijang merah yang berarti musuh.
Register
Holmes (1992: 276) memberikan pengertian mengai
register dengan konsep yang lebih umum karena disejajarkan dengan konsep ragam
(style), yakni merujuk pada variasi
bahasa yang mencerminkan perubahan berdasarkan faktor-faktor situasi (seperti
tempat/waktu, topik pembicaraan). Selain itu Wardhaugh (2006: 48) memahami
register sebagai sebagai pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan jenis
pekerjaan maupun kelompok sosial terterntu.
Berdasarkan pengertian tersebut kesimpulan register merupakan variasi
bahasa yang digunakan oleh kelompok tertentu dengan kosakata yang sama, tujuan
yang sama dan dapat dipahami sesuai dengan konteks pembicaraan.
Halliday (1994:58-59) mengungkapkan ciri-ciri
register sebagai berikut.
1.
Variasi bahasa berdasarkan
penggunaanya dan ditentukan berdasarkan apa yang sedang dikerjakan (sifat
kegiatan yang menggunakan bahasa).
2.
Mencerminkan proses sosial
(berbagai kegiatan sosial)
3.
Register menyatakan hal yang berbeda sehingga
cenderung berbeda dalam hal semantik, tatabahasa, dan kosakata (jarang dalam
bidang fonologi)
Register lebih lanjut dijelaskan tidak hanya
membahas soal variasi pilihan kata saja, tetapi akan melingkupi pilihan
penggunaan struktur teks dan teksturnya, kohesi dan leksikogramatika, serta
pilihan fonologi dan grafologinya. Variasi pilihan bahasa di dalam register
akan terikat pada konteks situasi yang meliputi tiga variabel, yaitu medan (field), pelibat (tenor), dan sarana (mode).
Medan akan merujuk apa yang terjadi sebagai gambaran proses sosial, apa yang
sedang dilakukan partisipan dengan bahasa, dan lingkungan tempat terjadinya;
pelibat akan menunjuk pada siapa saja yang berperan di dalam kejadian sosial,
bagaimana sifat-sifatnya, status dan peran sosial yang dimiliki, sarana akan
menunjuk pada apa yang diperankan dengan bahasa (persuasif, ekspositoris, atau
didaktis) saluran apa yang digunakan (tulis dan lisan). Dengan demikian,
register merupakan variasi bahasa yang digunakan pada situasi tertentu, oleh
penutur yang berprofesi tertentu, pada tataran semantik, tata bahasa, dengan
kata lain tidak hanya terdiri atas kosa kata saja sebagaimana slang dan jargon.
Contoh
register: kata operasi bagi dokter memiliki arti
kegiatan pembedahan yang dilakukan pada hewan atau manusia. Hal ini tentu akan
memiliki makna yang berbeda dengan operasi bagi para anggota militer yang dapt
berarti merazia suatu tempat tertentu. Kata struktur bagi guru bahasa Indonesia
yang emilki kaitan dengan kalimat tentu akan berbeda dengan struktur bagi ahli
fisika yang dapat dikaitkan dengan atom.
Penutup
Berdasarkan ulasan di atas dapat disimpulkan
beberapa hal berikut.
1.
Slang merupakan variasi bahasa
kelompok tertentu yang digunakan sebagai penanda solidaritas dan bersifat
rahasia.
2.
Jargon sebagai salah satu variasi
pada kelompok tertentu yang berfungsi mengemban fungsi sosial bahasa kelomok
tertentu, namun tidak ada tujuan untuk merahasiakan. Bahasa jargon hanya dapat
dipahami oleh kelompok penggunanya saja.
3.
Register, sebagai variasi bahasa
yang digunakan oleh penutur yang memiliki profesi tertentu seperti dokter,
montir, guru yang memilki variasi bahasa sesuai dengan profesi mereka yang
digunakan dalam situasi tertentu serta dapat dipahami oleh lawan tuturnya.
Daftar pusataka
Chaer, Abdul, dan Agustina,
Leonie. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan
Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Spolsky, Bernard.
1998. Sociolinguistics. Oxford:
Oxford University Press.
Halliday. M.A.K dan
Ruqaiya Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan
Teks: Aspek Bahasa Dalam Pandangan Semiotik Sosial (Terjemahan Asrorudin Barori
Tou). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Holmes, Janet.
1992. An Intrduction To Sosiolinguistics.
London: Longman.
Wardhaugh. Ronald.
2006. An introductipn to sosiolinguistics.
New York: Basil Blackwell
Tidak ada komentar:
Posting Komentar