Minggu, 26 Mei 2013

VARIASI BAHASA: PENGGUNAAN BAHASA



VARIASI BAHASA: PENGGUNAAN BAHASA
(Slank, Jargon dan Register)
oleh Diana Mayasari_nim 12706251068

Pengantar
Bahasa memungkinkan manusia untuk membentuk kelompok sosial sebagai pemenuhan kebutuhannya untuk hidup bersama. Kelompok sosial merupakan sebuah kelompok yang di dalamnya antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya terikat dalam satu identitas diri dan terikat dalam satu aturan yang telah disepakati. Salah satu aturan yang terdapat dalam kelompok tersebut adalah seperangkat aturan bahasa.
Chaer (2003: 53) mengemukakan bahwa bahasa merupakan satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Manusia sebagai pengguna bahasa tersebut bukanlah manusia yang homogen melainkan sekolompok individu yang heterogen. Berdasarkan alasan tersebet bahasa muncul dengan berbagai variasi seperti variasi bahasa berdasarkan pengguna dan penggunaanya. Pada pembahasan ini akan diulas mengenai variasi bahasa. Chaer dan agustina (2010: 66) mengemukakan sehubungan dengan variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas para penuturnya, muncullah bahasa yang disebut akrolek, basilek, mesolek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, ken dan prokem. Pada ulasan kali ini kita akan menelaah lebih jauh mengenai slang, jargon, dan register.
Slang
Spolsky (1998: 35) menyebutkan bahwa the importance of language in establishing social identity is also shown in the case of slang. One way to characterize slang is as special kinds of “ intimate” or in group speech. Slang is a kind of jargon marked by its rejection of formal rules, its comparative freshness and its common ephemerality and its marked use to claim solidarity.

Pendapat Spolsky mengisyaratkan pentingnya bahasa dalam membangun identitas sosial juga ditunjukkan dalam kasus slang. Salah karakteristik slang adalah jenis khusus dari "bahasa intim" atau dalam ujaran kelompok. Slang adalah semacam jargon yang ditandai dengan penolakan terhadap aturan formal, berhubungan dengan kebaruan, dan berlangsung secara singkat serta penggunaannya ditandai untuk mengklaim solidaritas. Sedangkan Chaer dan Agustina (2010: 67) mengemukakan bahwa slang merupakan variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia, digunakan oleh kalangan tertentu secara terbatas serta tidak boleh diketahui oleh kalangan di kalangan di luar kelompok tersebut. Oleh karena itu, Spolsky menyebutkan bahwa ketika bahasa slang telah diketahui oleh anggota masyarakat atau kelompok lain, maka penutur yang mempunyai bahasa slang tersebut segera mencari istilah baru sebagai bentuk pembaruan dalam kelompok.
Slang digunakan sebagai bentuk solidaritas atau anggota kelompok secara bersama, merupakan sebuah kekuatan sosial yang penting dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap bahasa. Hubungan solidaritas didasari ide dari penyesuaian diri dalam penyebutan istilah yang ada dalam kelompok tersebeut. Ketika kita akan mengucapkan sesuatu kepada seseorang, tanpa disadari kita telah mengubah ujaran kita semakin dekat kepada mereka. Dengan cara yang sama, dengan memilih bentuk dari asosiasi bahasa dengan kelompok tertentu, kita akan membuat klaim untuk menghitung jumlah kata dari kelompok tersebut.
Slang adalah ujaran yang mengutamakan tuntutan anggota kelompok, dan menggagalkan dimensi asosiasi kekuatan bahasa formal seperti bahasa kelompok bahasa Aborigin di Australia yang terdapat perkumpulan orang laki-laki dengan menggunakan bahasa rahasia yang ditemukan pada suku bangsa atau rumpun. Aturan juga dimiliki oleh bahasa ini sehingga angota kelompok lebih mudah untuk mengenal ketimpangan atau sesuatu yang keluar dari bahasa slang, siapa yang tidak mengerti atau penyalahgunaan istilah slang. Slang membantu kita pada fungsi sosial, aturan dan menyatakan diri termasuk dalam lingkup sosial, mengizinkan pengguna bahasa untuk memaksakan atau menuntut anggota sebagai bentuk identitas atau solidaritas kelompok. Slang merupakan salah satu aspek ujaran dari para pemuda dan memiliki kelemahan.
Sifat dinamis adalah bagian efek yang dibutuhkan untuk mengembangkan istilah baru dalam kelompok ketika istilah slang dalam suatu kelompok telah diadopsi oleh kelompok lain. Oleh karena itu, slang memiliki kata kunci yang bersifat rahasia atau dirahasiakan hanya untuk komunitasnya saja seperti kelompok perampok, pencuri, jambret dan lain sebagainya. Slang  lebih banyak berupa kosakata dari pada bnetuk fonologi ataupun morfologi. Hal ini berbeda dengan register. Register sebagai variasi bahasa yang tidak hanya terdiri dari kosakata akan tetapi juga aspek bahasa lainnya seperti leksikal.

Contoh slang
Bahasa Indonesia :      jijay banget  artinya menjijikkan sekali
                                    Mau kemenong artinya  mau kemana
Bahasa Inggris            :          step  slang dari UK artinya berhenti
                                    Step slang dari US  artinya kabur
Kemudian istilah obama  oleh mahasiswa Universiy Of California, Los Angeles dimasukkan sebagai bahasa slang yang mempunyai arti keren serta masih banyak lagi contoh-contoh slang seperti munculnya bahasa banci di Surabaya, bahasa prokem di Malang yang telah diteliti oleh ahli bahasa sebelumnya.
Jargon
Semakin banyak seseorang menggunakan jargon maka seseorang tersebut akan semakin bangga dengan jargon yang digunakannya, mengapa demikian? Menjawab pertanyaan tersebut Soeparno (2002: 73) menyebutkan bahwa jargon merupakan wujud variasi bahasa yang pemakaiannya terbatas pada kelompok-kelompok sosial tertentu. Istilah-istilah yang digunakan sering tidak dimengerti oleh individu yang berada diluar komunitas atau masyarakat umum. Chaer dan Agustina (2010: 68) menyebutkan bahwa jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Dengan demikian, jargon itu sendiri hanaya dapat diemgerti oleh komunitas pengguna jargon, mislanya aparat kepolisian, dokter, pengacara tukang koran, dan sebagainya. Jargon memiliki dua fungsi sebagai berikut.
1.      Fungsi dalam penggunaanya, yaitu fungsi yang memudahkan bagi orang atau kelompok yang memahaminya, mempermudah pengungkapan keterangan yang panjang dan berbelit sehingga menjadi bahasa yang efektif dan efisien dalam komunitas tersebut.
2.      Fungsi sebagai iedentitas kelompk tertentu. Kemampuan dalam menggunakan jargon akan mempengaruhi kreadibilitas dan kelayakan seseorang dalam kelompok karena mampu memahami ide dasar dalam komunikasi kelompok tersebut. Selain itu jargon juga dapat meningkatkan image, citra, dan prestige. Oleh karena itu, seseorang yang sering menggunakan jargon sesuai dengan kelompok yang di ikutinya atau tempat bekerja yang digeluti seseorang tersbeut akan semakin bangga dengan register yang digunakannya.
Contoh jargon yang digunakan dalam komunikasi angkatan udara satuan radar 222 ploso di jombang. Terdapat kosakata seperti burung rajawali yang memiliki arti panglima satu dan kata kijang merah yang berarti musuh.
 Register
Holmes (1992: 276) memberikan pengertian mengai register dengan konsep yang lebih umum karena disejajarkan dengan konsep ragam (style), yakni merujuk pada variasi bahasa yang mencerminkan perubahan berdasarkan faktor-faktor situasi (seperti tempat/waktu, topik pembicaraan). Selain itu Wardhaugh (2006: 48) memahami register sebagai sebagai pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan maupun kelompok sosial terterntu.  Berdasarkan pengertian tersebut kesimpulan register merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok tertentu dengan kosakata yang sama, tujuan yang sama dan dapat dipahami sesuai dengan konteks pembicaraan.
Halliday (1994:58-59) mengungkapkan ciri-ciri register sebagai berikut.
1.      Variasi bahasa berdasarkan penggunaanya dan ditentukan berdasarkan apa yang sedang dikerjakan (sifat kegiatan yang menggunakan bahasa).
2.      Mencerminkan proses sosial (berbagai kegiatan sosial)
3.       Register menyatakan hal yang berbeda sehingga cenderung berbeda dalam hal semantik, tatabahasa, dan kosakata (jarang dalam bidang fonologi)
Register lebih lanjut dijelaskan tidak hanya membahas soal variasi pilihan kata saja, tetapi akan melingkupi pilihan penggunaan struktur teks dan teksturnya, kohesi dan leksikogramatika, serta pilihan fonologi dan grafologinya. Variasi pilihan bahasa di dalam register akan terikat pada konteks situasi yang meliputi tiga variabel, yaitu medan (field), pelibat (tenor), dan sarana (mode). Medan akan merujuk apa yang terjadi sebagai gambaran proses sosial, apa yang sedang dilakukan partisipan dengan bahasa, dan lingkungan tempat terjadinya; pelibat akan menunjuk pada siapa saja yang berperan di dalam kejadian sosial, bagaimana sifat-sifatnya, status dan peran sosial yang dimiliki, sarana akan menunjuk pada apa yang diperankan dengan bahasa (persuasif, ekspositoris, atau didaktis) saluran apa yang digunakan (tulis dan lisan). Dengan demikian, register merupakan variasi bahasa yang digunakan pada situasi tertentu, oleh penutur yang berprofesi tertentu, pada tataran semantik, tata bahasa, dengan kata lain tidak hanya terdiri atas kosa kata saja sebagaimana slang dan jargon.
Contoh register:  kata operasi bagi dokter memiliki arti kegiatan pembedahan yang dilakukan pada hewan atau manusia. Hal ini tentu akan memiliki makna yang berbeda dengan operasi bagi para anggota militer yang dapt berarti merazia suatu tempat tertentu. Kata struktur bagi guru bahasa Indonesia yang emilki kaitan dengan kalimat tentu akan berbeda dengan struktur bagi ahli fisika yang dapat dikaitkan dengan atom.
Penutup
Berdasarkan ulasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal berikut.
1.      Slang merupakan variasi bahasa kelompok tertentu yang digunakan sebagai penanda solidaritas dan bersifat rahasia.
2.      Jargon sebagai salah satu variasi pada kelompok tertentu yang berfungsi mengemban fungsi sosial bahasa kelomok tertentu, namun tidak ada tujuan untuk merahasiakan. Bahasa jargon hanya dapat dipahami oleh kelompok penggunanya saja.
3.      Register, sebagai variasi bahasa yang digunakan oleh penutur yang memiliki profesi tertentu seperti dokter, montir, guru yang memilki variasi bahasa sesuai dengan profesi mereka yang digunakan dalam situasi tertentu serta dapat dipahami oleh lawan tuturnya.
Daftar pusataka
Chaer, Abdul, dan Agustina, Leonie. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Spolsky, Bernard. 1998. Sociolinguistics. Oxford: Oxford University Press.
Halliday. M.A.K dan Ruqaiya Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek Bahasa Dalam Pandangan Semiotik Sosial (Terjemahan Asrorudin Barori Tou). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Holmes, Janet. 1992. An Intrduction To Sosiolinguistics. London: Longman.
Wardhaugh. Ronald. 2006. An introductipn to sosiolinguistics. New York: Basil Blackwell

Tidak ada komentar:

Posting Komentar